Bulan Ramadhan adalah momen istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia. Saat berbuka puasa, banyak akan mencari takjil sebagai hidangan pembuka. Kebanyakan takjil banyak dijual oleh para UMKM baik di bazar Ramadhan atau pinggir jalan. Meski kelihatannya takjil merupakan makanan sederhana namun tetap saja, takjil harus terjamin kehalalannya? Memilih takjil halal bukan hanya soal kepatuhan terhadap ajaran Islam, tetapi juga berkaitan dengan kesehatan dan kebersihan makanan yang dikonsumsi.
Mengonsumsi makanan yang tidak halal dapat berdampak pada aspek spiritual dan kesehatan. Dalam Islam, makanan halal harus terbebas dari unsur haram seperti alkohol, daging yang tidak disembelih sesuai syariat, atau zat aditif yang tidak jelas sumbernya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk lebih selektif dalam memilih takjil untuk berbuka puasa.
Bahan-Bahan yang Harus Diperhatikan
Beberapa bahan dalam takjil bahkan hampir seluruhnya mungkin mengandung unsur non-halal. Namun berikut adalah bahan-bahan yang perlu anda periksa kehalalannya sebelum mengonsumsi takjil.
Santan Instan
Meskipun santan merupakan bahan alami, beberapa produk santan instan mengandung zat tambahan seperti pengawet, emulsifier, atau pemutih yang berpotensi berasal dari bahan non-halal. Penggunaan emulsifier atau pengental dalam santan instan dapat berasal dari lemak hewani yang belum tentu halal. Oleh karena itu, penting untuk selalu memeriksa label kemasan dan memilih produk yang telah bersertifikat halal agar lebih aman dikonsumsi.
Gelatin dan Emulsifier
Gelatin sering digunakan dalam berbagai takjil seperti puding, agar-agar, dan minuman berbahan jeli. Namun, gelatin dapat berasal dari tulang atau kulit hewan yang tidak disembelih sesuai syariat Islam. Begitu juga dengan emulsifier yang digunakan dalam makanan olahan untuk menjaga tekstur. Beberapa emulsifier berbasis lemak hewani atau diproduksi menggunakan enzim yang berpotensi tidak halal. Pastikan untuk memilih produk yang memiliki sertifikasi halal atau menggunakan alternatif nabati seperti agar-agar dari rumput laut.
Pewarna dan Pemanis Buatan
Beberapa pewarna makanan dan pemanis buatan mungkin mengandung alkohol atau zat lain yang tidak halal. Pewarna sintetis seperti eritrosin atau tartrazin terkadang dibuat menggunakan pelarut berbasis alkohol. Pemanis buatan seperti sakarin, aspartam, dan siklamat juga perlu diperiksa karena proses produksinya bisa melibatkan bahan kimia tertentu yang tidak jelas status kehalalannya.
Minyak Goreng Bekas
Penggunaan minyak bekas dalam menggoreng makanan dapat menimbulkan risiko kontaminasi bahan non-halal dari makanan sebelumnya. Selain itu, minyak yang telah digunakan berulang kali mengalami degradasi kualitas yang bisa berdampak buruk pada kesehatan, seperti meningkatnya kadar radikal bebas. Pastikan takjil yang Anda beli digoreng dengan minyak baru atau setidaknya minyak yang tidak dipakai berulang kali secara berlebihan.
Tips Memilih Takjil Halal
Dalam memilih takjil untuk berbuka tentu kita harus berhati-hati. Agar lebih aman dalam memilih takjil, berikut beberapa tips yang bisa anda terapkan.
Pilih Pedagang yang Terpercaya
Belilah takjil dari penjual yang sudah memiliki reputasi baik dan menggunakan bahan halal. Pedagang yang menjaga kebersihan tempat dan peralatan masaknya juga menjadi faktor penting dalam memastikan takjil yang dijual benar-benar aman dikonsumsi. Jika memungkinkan, tanyakan kepada pedagang mengenai bahan-bahan yang digunakan untuk memastikan tidak ada campuran bahan non-halal.
Periksa Label dan Komposisi
Jika membeli takjil dalam kemasan, pastikan ada sertifikasi halal dari lembaga terkait. Jangan hanya mengandalkan kata “halal” pada kemasan tanpa adanya sertifikat resmi. Selain itu, bacalah komposisi dengan teliti terutama jika terdapat bahan tambahan seperti pewarna, pengawet, atau perisa sintetis, untuk memastikan tidak ada unsur haram yang terkandung di dalamnya.
Masak Sendiri di Rumah
Cara paling aman untuk memastikan kehalalan takjil adalah dengan membuatnya sendiri di rumah. Dengan begitu, anda dapat memilih bahan-bahan yang jelas kehalalannya, serta menjaga kebersihan dan kesehatan makanan yang dikonsumsi saat berbuka. Selain itu, memasak sendiri juga memberikan kontrol penuh terhadap kualitas bahan serta kandungan gizi yang dikonsumsi oleh keluarga.
Hindari Makanan yang Tidak Jelas Asal-Usulnya
Jika ragu terhadap kehalalan suatu makanan, lebih baik menghindarinya. Hindari membeli takjil yang tidak memiliki informasi jelas mengenai bahan dan proses pembuatannya, terutama yang dijual di tempat yang kurang higienis atau tidak memiliki jaminan kualitas. Jika membeli takjil di pinggir jalan, perhatikan cara pengolahan dan penyajiannya untuk memastikan tidak terjadi kontaminasi dari bahan yang diragukan kehalalannya.
Kesimpulan
Memilih takjil halal adalah langkah penting yang harus diperhatikan saat berbuka puasa. Selain memastikan kepatuhan terhadap syariat Islam, takjil halal juga lebih sehat dan higienis. Sebagai konsumen, kita harus lebih teliti dalam memilih makanan dengan memeriksa bahan-bahan yang digunakan, memperhatikan kebersihan, serta membeli dari pedagang yang terpercaya. Dengan begitu, ibadah puasa kita akan semakin berkah dan terjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Sumber: