Coklat Dubai kini sedang ramai dikalangan masyarakat, banyak orang yang mencari coklat Dubai karena penasaran dengan citarasanya. Dikenal dengan rasa yang kaya, tekstur yang lembut, dan variasi rasa yang menggoda, coklat ini menjadi buruan . Tidak hanya itu, coklat Dubai juga sering kali menjadi pilihan utama sebagai hadiah eksklusif atau oleh-oleh istimewa bagi mereka yang berkunjung ke Timur Tengah.
Coklat Dubai ini sebenarnya merupakan olahan coklat dari sebuah toko di Dubai yaitu Fix Dessert Chocolatier. Karena cita rasanya yang khas, coklat dubai menjadi incaran banyak orang tidak terkecuali dengan masyarakat Indonesia. Tidak sedikit orang yang menggunakan jastip hanya untuk mencicipi coklat ini. Namun perlu dicatat, karena tidak dijual di Indonesia, coklat Dubai tentu belum memiliki sertifikat halal yang sesuai dengan standarisasi di Indonesia. Oleh karena itu, kehalalan coklat Dubai masih dipertanyakan. Nah simak artikel ini sampai tuntas, karena kita akan membahas mengenai kehalalan coklat dubai.
Titik Kritis Kehalalan Coklat Dubai
Di balik kelezatan dan popularitasnya, muncul pertanyaan penting yang tidak bisa diabaikan, terutama bagi konsumen muslim yaitu bagaimana dengan kehalalan coklat Dubai? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami titik kritis kehalalan coklat Dubai berikut ini.
Bahan Utamanya dari Gula, Lemak, Susu, dan Lesitin
Coklat Dubai memiliki bahan yang terdiri dari gula, lemak, susu, dan lesitin. Meskipun terdengar sederhana, akan tetapi setiap bahan ini memiliki titik kritis yang perlu diperhatikan dari sisi kehalalan. Misalnya penggunaan gula atau sukrosa, sering kali dalam proses pemurnian gula pasir ini mengguankan resin penukar ion, dimana resin sendiri dalam proses kopolimerisasinya melibatkan gelatin maka harus jelas status kehalannya sumber gelatin yang digunakan. Jika proses pemurnia gula menggunakan karbon aktif maka sumber karbon aktif juga harus bebas dari bahan haram dan najis. Selain itu sebagai contoh pada lemak sebagai salah satu bahan utama untuk mengikat adonan coklat. Jika menggunakan lemak hewani, maka sumbernya harus dipastikan berasal dari hewan halal yang disembelih sesuai syariat Islam. Begitu pula dengan susu, yang harus dipastikan bebas dari bahan tambahan non-halal selama proses produksinya.
Selain itu, lesitin juga merupakan salah satu bahan utama dari coklat Dubai. Lesitin, merupakan bahan yang umum digunakan dalam coklat yang berfungsi sebagai emulsifier, sering kali lesitin berasal dari kedelai atau kuning telur. Jika lesitin berasal kedelai sering kali melibatkan enzim phospolipase maka perlu diperhatikan enzim phospolipase ini sering berasal dari proses mikrobial sehingga perlu dipastikan media pertumbuhannya harus bebas dari bahan haram atau najis. Jika Lesitin berasal dari kuning telur, penting untuk memastikan telur tersebut berasal dari sumber yang halal.
Bahan Isiannya Seperti Kunafa
Coklat Dubai memiliki ciri khas yaitu terdapat isian unik pada bagian dalamnya. Isi dari coklat Dubai adalah kunafa. Kunafa, yang merupakan makanan khas Timur Tengah berbahan dasar adonan tipis, krim, dan sirup manis. Salah satu bahan utama kunafa adalah mentega atau margarin, yang perlu dipastikan kehalalannya. Jika mentega berasal dari lemak hewani, maka sumbernya harus halal. Selain itu, sirup manis yang digunakan sebagai pelengkap harus bebas dari alkohol atau bahan tambahan yang diragukan kehalalannya.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah cara pengolahan kunafa sebagai isian coklat. Proses pengolahan harus dilakukan di fasilitas yang tidak tercampur dengan bahan-bahan non-halal atau najis, agar produk akhir tetap terjaga kehalalannya.
Kesimpulan
Kehalalan coklat Dubai tidak hanya bergantung pada bahan yang digunakan, tetapi juga pada proses produksinya. Setiap tahap, mulai dari pemilihan bahan hingga pengolahan akhir, harus mematuhi standar halal yang ketat. Bagi konsumen Muslim, penting untuk mencari produk coklat Dubai yang sudah ada logo halalnya, sehingga tidak ada keraguan dalam menikmatinya.
Dengan memahami titik kritis kehalalan ini, Insan Halal dapat lebih berhati-hati dalam memilih coklat bahkan sekalipun itu merupakan produk negara mayoritas muslim. Sebaiknya, pastikan untuk selalu memeriksa label halal sebelum membeli, karena kelezatan sejati tidak hanya berasal dari rasa, tetapi juga dari keberkahannya.
Sumber:
https://halalcorner.id/suka-cokelat-ini-dia-titik-kritis-halalnya/