Assalamu’alaikum insan halal, pada artikel kali ini kita akan membahas tentang tantangan seorang auditor halal. Untuk mendapatkan sertifikat halal, tentu harus melalui proses permohonan dan pengajuan, pemeriksaan dan pengujian sampai pada tahap penentuan kehalalan sebuah produk. Dan dari proses yang panjang ini akan melibatkan banyak pihak, salah satunya adalah auditor halal. Dari segi peranan, auditor halal ini memiliki peran yang krusial dalam proses sertifikasi halal.
Berdasarkan undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan produk halal, auditor halal merupakan orang yang memiliki kemampuan dalam melakukan pemeriksaan kehalalan produk. Peran dan fungsinya akan sangat menentukan apakah produk bisa lolos sertifikasi halal atau tidak. Seorang auditor halal bertanggung jawab untuk melakukan tugas pemeriksaan dan pengujian kehalalan suatu produk. Dengan tanggung jawabnya yang besar, seorang auditor halal akan menghadapi berbagai tantangan. Berikut ini beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh seorang auditor halal, antara lain.
4 Tantangan yang harus dihadapi seorang auditor halal
Tantangan seorang auditor halal melibatkan pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip kehalalan dan kewajiban untuk memastikan bahwa produk atau layanan telah melalui pemeriksaan yang sesuai standar halal. Auditor halal akan menghadapi beberapa tantangan seperti berikut ini.
1. Ketelitian dalam pemeriksaan produk halal
Tantangan pertama dari auditor halal yaitu ketelitian dalam pemeriksaan produk halal. Seorang auditor halal harus memiliki tingkat ketelitian yang tinggi dalam melakukan pemeriksaan produk halal. Hal Ini mencakup pemahaman mendalam mulai dari penggunaan bahan-bahan dalam proses produksi, pemantauan metode produksi, dan pengecekan fasilitas tempat produksi serta system jaminan produk halalnya. Sebagai contoh yang paling krusial, auditor perlu memastikan bahwa bahan-bahan yang digunakan benar-benar halal dan tidak mengandung unsur haram.
Untuk menjalankan tugas ini, auditor halal harus memiliki pengetahuan dan ketelitian yang baik dalam memeriksa seluruh proses pembuatan suatu produk. Apakah terdapat unsur-unsur haram baik dari bahan, proses produksi hingga menjadi produk. Jika berbicara soal kehalalan suatu produk, maka harus diteliti sekecil apapun seluruh produksinya. Karena prosesnya yang panjang mungkin akan terdapat sebuah unsur yang mempengaruhi kehalalan produk.
2. Transparansi dalam pelaporan kepada lembaga pemeriksa halal
Setelah melalui proses pemeriksaan, selanjutnya akan masuk pada proses pelaporan. Seorang auditor halal harus memiliki transparansi pada proses ini. Pelaporan yang transparan merupakan kunci keberhasilan seorang auditor halal. Auditor harus dapat menyajikan temuan mereka dengan jelas dan jujur kepada lembaga pemeriksa halal yang berwenang.
Proses ini akan melibatkan kemampuan untuk mengkomunikasikan hasil audit, baik yang positif maupun negatif, dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh semua pihak terkait. Keterbukaan dalam pelaporan akan memperkuat integritas profesi auditor halal dan mendukung kepercayaan masyarakat terhadap produk halal.
3. Mengikuti informasi perkembangan industri terbaru
Kemudian, seorang auditor halal harus mengikuti informasi atas perkembangan industri terbaru. Seiring dengan perkembangan zaman, proses industri juga akan terus mengalami berkembang baik dari teknologi dan efektifitas proses pembuatan. Auditor halal harus tetap beradaptasi dengan perkembangan terbaru. Hal ini mencakup pemahaman tentang teknologi baru yang dapat mempengaruhi proses produksi, perubahan dalam metode distribusi, dan perkembangan terkini dalam standar kehalalan.
Dengan pemahaman terkini mengenai proses industri, auditor dapat mengidentifikasi potensi-potensi risiko kehalalan yang mungkin muncul akibat perubahan industri, sehingga memastikan bahwa standar kehalalan tetap terpenuhi.
4. Pertanggungjawaban hasil audit
Sesuai dengan fungsinya, Auditor halal akan memeriksa suatu proses pembuatan sebuah produk. Apakah produk tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip halal atau tidak. Oleh karena itu auditor halal memiliki tanggung jawab besar terhadap hasil audit mereka. Selain menyajikan laporan audit yang rinci, auditor juga harus dapat mempertanggungjawabkan setiap temuan yang mereka laporkan.
Hal ini mencakup kemampuan untuk memberikan penjelasan yang jelas dan mendalam kepada pihak terkait, baik produsen, lembaga pemeriksaan halal, atau pihak berkepentingan lainnya. Pertanggungjawaban ini menciptakan dasar kepercayaan dan integritas dalam praktik audit halal.
Dengan mengatasi tantangan ini, seorang auditor halal dapat memainkan peran yang krusial ini dengan baik. Sehingga dapat memastikan bahwa produk dan layanan yang dikonsumsi oleh masyarakat memenuhi standar kehalalan. Dalam menghadapi tantangan ini tentunya seorang auditor halal perlu mendapatkan pelatihan dengan kompetensi yang sesuai standar yang berlaku berdasarkan SKKNI.
Untuk mendapatkan kompetensi ini, kamu bisa melakukan pelatihan pada lembaga pelatihan terkait seperti di IHATEC. Dengan mengikuti pelatihan bersama IHATEC kamu akan mendapatkan pelatihan menjadi seorang auditor halal yang handal dan memiliki kompetensi sebagai Auditor Halal berbasis SKKNI & sesuai persyaratan halal.
| IHATEC: Jasa Pelatihan Auditor Halal
IHATEC sendiri merupakan lembaga pelatihan sertifikasi halal yang sudah terpercaya. Dengan pelatihan di IHATEC, kamu bisa mempelajari mengenai auditor halal secara lengkap dan menyeluruh.