Bulan April 2023 lalu, IHATEC Marketing Research telah menyelenggarakan Webinar on Marketing dengan tema “Capturing the Millennials Muslim Market”. Penyelenggaraan webinar ini didasari oleh adanya perkembangan yang luar biasa dari industri produk-produk halal, seperti makanan dan minuman, kosmetik, industri hijab, atau berbagai produk perbankan bertemakan syariah di Indonesia. Semua itu tentu tak lepas dari konsumen Generasi Milenial Muslim di Indonesia.

Generasi Milenial Muslim di Indonesia kedepannya akan semakin memberikan peran penting dalam perkembangan pasar halal di Indonesia. Banyak yang melihat generasi milenial muslim sebagai segmen yang memiliki potensi pasar yang besar. Selain besar potensi pasarnya, generasi ini juga berpikiran modern, semakin pintar, digital minded, bersifat inklusif, dan semakin peduli terhadap produk-produk halal.

Menggeliatnya pasar generasi muslim ini juga turut didukung dengan berkembangnya konsumen berpendapatan menengah ke atas (middle market) di Indonesia, yang baik secara kuantitas maupun kualitas diperkirakan akan semakin meningkat dan bertumbuh pesat. Tentu ini menjadi peluang dan potensi yang sangat bagus bagi perusahaan yang menggarap pasar muslim.

Dalam sambutan di acara webinar tersebut, Anang Ghozali, Head of IHATEC Marketing Research, mengatakan bahwa webinar ini bertujuan untuk mendorong para pelaku usaha agar bisa mengambil peluang pasar di segmen generasi muda muslim di Indonesia serta mendorong para pelaku usaha untuk menjadikan Halal sebagai faktor dalam memperkuat brand.

Salah satu bahasan yang menarik dalam Webinar ini adalah pemaparan hasil survei IHATEC Marketing Research yang disampaikan oleh Fachruddin Putra, Head of Research dari IHATEC Marketing Research. Survei tersebut tentang sikap dan perilaku generasi muda muslim di indonesia terhadap pemilihan produk dan tempat makan (resto/café). Survei yang dilakukan pada awal tahun 2023 ini melibatkan hampir 400 responden generasi muda muslim di 4 kota, yaitu Jabotabek, Surabaya, Medan, dan Makassar.

Diungkap oleh Fachruddin Putra, bahwa generasi muslim milenial Indonesia sudah peduli dengan kehalalan produk. Hal ini terlihat ketika ditanyakan kepada mereka seberapa penting label Halal dicantumkan di kemasan produk atau ditempel di tempat penjualan, ternyata ada 90,4% responden menjawab penting dan sangat penting.

Namun, kepedulian merek terhadap Halal ini belum sepenuhnya tercermin dalam perilaku mereka dalam memilih atau membeli suatu produk/jasa. Hal ini terungkap dalam jawaban mereka secara spontan ketika ditanya tentang faktor terpenting dalam memilih tempat hangout, yakni hanya 4,0% responden yang menjadikan Halal sebagai faktor terpenting dalam memilih tempat hangout. Faktor terpenting pertama yang paling banyak disebut adalah tempatnya cozy/nyaman, diungkap oleh 31,6% responden. Faktor terpenting kedua adalah aksesnya mudah (14,2%), berikutnya adalah tempatnya lagi viral (12,0%), dan rasanya enak (8,3%). Sementara Halal hanya peringkat 9 sebagai faktor terpenting.

“Hal ini tentu menjadi PR bagi kita bagaimana kita terus mengkomunikasikan agar pemikiran dan pemahaman mereka tertransformasi menjadi suatu yang berorientasi pada halal,” kata Fachruddin Putra.

Kemudian, bagaimana sikap mereka terhadap restoran atau café yang juga menyediakan menu tidak halal? Fachruddin menujukkan hasil survei bahwa sebagian besar responden bersikap menolak menu makanan dan minuman yang tidak halal. Sebanyak 26,2% responden yang hanya memilih menu makanan dan minuman yang halal saja. Kemudian, 23,5% responden mengatakan tidak jadi memesan makanan dan minuman di restoran/café tersebut, atau pindah ke café lain yang memiliki sertikat halal sebagaimana diungkap oleh 12,6% responden. Ada juga yang akan memastikan ke pelayannya bahwa menu yang dipilih sudah pasti kehalalannya, yakni oleh 15,5% responden.

Sementara terdapat 21,9% responden yang menjawab akan tetap memesan menu makanan dan minuman yang sejak awal dipilih.

Sedangkan produk makanan atau minuman yang akan dibeli belum berlabel halal, ternyata ada 27,5% responden yang tetap akan membelinya. Sedangkan yang akan mengganti dengan produk makanan atau minuman yang sudah berlabel halal, ada 21,7% responden. Sementara 13,4% responden lain akan menanyakan terlebih dahulu ke SPG tentang kehalalannya.

Dari data-data hasil survei tersebut, bisa dikatakan bahwa sebagian besar generasi muslim Indonesia menolak atau menghindar terhadap menu makanan yang tidak halal di suatu restoran atau café. Begitu pun dengan produk-produk makanan yang belum berlabel halal, banyak dari responden yang menghidar atau lebih memilih produk yang berlabel halal.

Lebih lanjut, bagaimana sikap mereka terhadap nama restoran/café yang berkonotasi negatif atau tidak halal? Hasil survei menunjukkan ada 2 kubu besar, yang pertama, responden akan menghindari dan tidak tertarik untuk datang ke restoran/café yang memiliki konotasi negatif atau tidak halal. Boleh dikata ini berada di sebelah kutub selatan. Kemudian, di kutub utara menurut responden nama tempat atau makanan yang memiliki konotasi negatif itu hanya sebuah trik marketing. Jadi, 2 kutub utara dan selatan ini memiliki angka yang besar dan berimbang 41 – 47%.

Tentang IHATEC Marketing Research

IHATEC Marketing Research adalah perusahaan marketing research yang menawarkan insight dan rekomendasi tentang pasar dan perilaku konsumen untuk seluruh produk yang ada di pasar. Dengan memiliki tim yang sangat berpengalaman di industri halal maupun di riset pemasaran, IHATEC Marketing Research dapat membantu perusahaan dalam melakukan riset pemasaran.

Sebagai bagian dari IHATEC (Indonesia Halal Training & Education Center), maka IHATEC Marketing Research juga dianggap sebagai perusahaan yang tepat dalam penyediaan data dan informasi tentang pasar halal di Indonesia

IHATEC Marketing Research memiliki berbagai layanan riset, yaitu: Customer Research, Brand Research, Marketing Evaluation, Service Monitoring with mystery shopping, Service Audit, Market Potential Study. Ihatec pun memiliki berbagai metode dalam pengumpulan data, yaitu face to face interview, online interview, central location test, mall intercept. Kemudian, metode Indept interview, FGD, Mystery Shopping, dan lainnya.

Narahubung: Audia Ari
IHATEC MARKETING RESEARCH | Bogor Icon Central Office 3rd Floor. Bukit Cimanggu City

Jl. Sholeh Iskandar No.1, Kec. Tanah Sereal, Kota Bogor, Indonesia 16168
Mobile/WA: +62 81290594266
https://ihatec.com/ihatec-mr

id_IDID
Open chat
Hallo Admin