Kue Lebaran telah menjadi ikon yang tak terpisahkan dari tradisi saat momen lebaran. Sebagai kuliner yang kaya akan ragam rasa dan tekstur, kue-kue lebaran tidak hanya menghadirkan kenikmatan bagi kita yang menyantapnya. Akan tetapi juga menghimpun kisah-kisah kebersamaan dan tradisi yang di wariskan dari generasi ke generasi.
Kue lebaran memiliki titik kritis akan kehalalanya pada bahan-bahan yang digunakan. Tidak menutup kemungkinan bahwa kue lebaran bisa menjadi haram jika menggunakan bahan-bahan yang mengandung unsur haram.
Titik kritis kehalalan kue lebaran
Dalam meracik dan menyajikan hidangan kue Lebaran, penting bagi setiap muslim untuk memahami secara menyeluruh tentang kehalalan bahan-bahan yang di gunakan. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan kue lebaran menjadi bagian yang kritis yang dapat menentukan status kehalalan kue tersebut. Berikut ini terdapat beberapa bahan dasar yang memiliki titik kritis kehalalan.
1. Tepung Terigu
Tepung terigu adalah salah satu bahan baku dalam pembuatan kue lebaran ini. Pada dasarnya tepung terigu yang berasal dari biji gandum yang sudah halal secara zatnya. Namun dalam proses pembuatan tepung terigu ini tentu melibatkan bahan tambahan dan bahan penolong yang memiliki kritis kehalalan. Salah satu titik kritis kehalalan tepung terigu adalah adanya penggunaan asam amino L-sistein. Bahan ini sering dipakai untuk melunakkan gluten gandum, sehingga menghasilkan produk tepung terigu yang lembut dan volumenya lebih besar. Ada 3 macam sumber L-sistein, yaitu dari hasil ekstraksi rambut manusia, ekstraksi bulu binatang, dan dari produk mikrobial. Sesuai dengan fatwa MUI bahwa L-sistein yang diekstraksi dari rambut manusia hukumnya haram. Oleh karena itu untuk memastikan kue lebaran kamu tetap terjaga kehalalannya, pilihlah produk tepung terigu yang sudah mengantongi sertifikasi halal.
2. Mentega dan Margarin
Mentega dan margarin sering di gunakan dalam pembuatan kue lebaran untuk memberikan tekstur dan rasa yang lezat. Kehalalan mentega dan margarin tergantung pada bahan-bahan penyusun yang di gunakan dalam pembuatannya. Salah satu titik kritis dari mentega atau margarin adalah adanya penggunaan lemak baik lemak hewani maupun nabati. Jika menggunakan lemak hewani harus di pastikan dari hewan halal yang di sembelih sesuai syariat islam. Untuk memastikan bahwa kamu menggunakan mentega dan margarin yang halal, kamu bisa memilih produk mentega dan margarin yang sudah berlabel halal. Dengan demikian, kehalalan mentega dan margarin dapat lebih terjamin.
3. Gula untuk pemanis kue
Gula merupakan salah satu bahan utama dalam pembuatan kue Lebaran untuk memberikan rasa manis. Bahkan hampir semua jenis kue lebaran, pasti menggunakan gula sebagai salah satu bahan pembuatannya.
Salah satu titik kritis kehalalan gula adalah bahan yang di gunakan sebagai pemurni pada jebis gula rafinasi. Bahan pemurni yang di gunakan biasanya adalah arang aktif. Arang aktif dapat berasal dari kayu, batok kelapa atau tulang hewan. Jika karbon aktif ini berasal dari tulang hewan maka pastikan berasal dari hewan halal yang di sembelih secara syar’i. Oleh karena itu, penting memilih gula yang sudah berlabel halal.
4. Coklat dan keju sebagai toping
Coklat sering di gunakan sebagai hiasan atau bahan dalam pembuatan kue Lebaran. Kehalalan coklat tergantung pada bahan-bahan yang di gunakan dalam pembuatannya. Salah satu bahan kritis yang biasa di gunakan dalam pembuatan cokelat adalah gelatin sebagai bahan penstabil. Gelatin dapat berasal dari hewan babi, sapi atau ikan. Jika berasal dari hewan babi sudah pasti haram dan jika berasal dari sapi maka harus di pastikan hewan di sembelih secara syar’I dan jika dari ikan maka perhatikan bahan-bahan penyusun lainnya.
Keju juga merupakan bahan yang kritis kehalalannya, walau berasal dari susu namun melibatkan enzim rennet sebagai bahan penggumpalnya yang dapat berasal dari hewan haram juga. Jadi tetap perlu di pastikan kehalalan bahan2 penyusunnya.
Dalam menyiapkan hidangan kue Lebaran, penting bagi umat muslim untuk memperhatikan kehalalan bahan-bahan yang di gunakan. Dengan memahami asal-usul dan proses pembuatan setiap bahan, serta memilih produk yang telah mendapatkan sertifikasi halal, kita dapat menikmati hidangan Lebaran dengan keyakinan bahwa mereka sesuai dengan prinsip keagamaan yang kita anut. Semoga artikel ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang eksplorasi kehalalan kue Lebaran bagi umat Muslim.