Melanjutkan artikel sebelumnya ( Mengenal Makanan Unik Khas Jepang, Natto yang Tengah Viral ). Pada artikel kali ini kita akan bahan disebelah manakah letak titik kritis bahwa natto itu adalah makanan Halal.
Secara penampakan, natto terlihat tidak menarik karena bau menyengat dan tekstur nya yang lengket, berlenderi dan berserabut sehingga tak banyak orang yang menyukainya. Makanan yang sering disajikan saat sarapan ini awalnya dikenal untuk mengatasi keterbatasan pangan di jaman perang di tahun 1500-an. Kaya dengan protein dan kalsium, natto dikenal sebagai antoksidan yang baik karena adanya enzim nattokinase yang dihasilkan selama proses fermentasi.
Lantas apakah Natto Halal? Jika haram bagaimana video kemarin umat islam yang sedang ikut trand Natto Challange ?
Kita ulas tuntas yuk semuanya Inshan Halal. Jadi menurut mimin natto dibagi menjadi 2 ada yang halal dan haram tergantung dari bahan yang digunakan.
ada 2 Titik Kritis pada natto yaitu Bakteri dan Saus-nya.
1. Bakteri Pada Natto
Natto termasuk dalam produk mikrobial merupakan produk yang diperoleh dengan bantuan mikroba yaitu Bacillus subtilis. Berdasarkan fatwa MUI No 01 Tahun 2010 tentangPenggunaan Mikroba dan Produk Mikrobial dalam Produk Pangan, mikroba Bacillus subtilis pada dasarnya halal selama tidak membahayakan dan terkena barang najis yang berarti mikroba Bacillus subtilis tumbuh pada media pertumbuhan yang suci dan tidak memanfaatkan unsur babi atau sembelihan yang tidak syar’i.
2. Kondimen Pelengkap Natto
Natto disajikan dengan kecap asin dan mustard. Saos natto umumnya memiliki kandungan alkohol yang tentunya harus kita hindari karena khamr haram bagi kaum muslimin. Mustard sendiri terbuat dari biji mustard yang dihaluskan lalu ditambahkan air, cuka, garam dan rempah lainnya.
Agar tidak tenggelam dalam trend kekinian tentunya #insanhalal wajib memperhatikan produk-produk yang akan di konsumsi ya, apakah sudah halal atau belum dan apa saja yang menjadi titik kritis kehalalan suatu produk. Hal ini tentunya juga agar kita semua mendapat keberkahan disetiap makanan yang dikonsumsi.